Thursday, April 16, 2009

The Need for Imported Text Books Increases

Excerpt:
With the number of international-standard schools increasing, the need for imported text books is also incresing.

IEI - Thursday, 16 April 2009

BUKU PELAJARAN
Kebutuhan Buku Pelajaran Impor Meningkat
Kamis, 16 April 2009 05:03 WIB


Jakarta, Kompas - Seiring dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah berstandar internasional, kebutuhan buku pelajaran impor meningkat. Sekolah juga tergantung dari keberadaan buku impor itu mengingat penerbit lokal belum dapat menyediakan buku-buku tersebut.

Executive Director PT Mentari Books Indonesia Anna Rimba Phoa mengatakan, Rabu (15/4), penjualan buku-buku pelajaran impor setiap tahunnya naik 20 persen hingga 30 persen. Toko buku tersebut menspesialisasikan diri ke penjualan buku pelajaran dan bacaan anak impor. Umumnya, buku tersebut berbahasa Inggris dan Mandarin.

Para pengguna buku-buku tersebut antara lain sekolah-sekolah berstandar internasional baik swasta maupun negeri. Sejauh ini, total sekolah berstandar internasional yang bekerja sama dengannya mencapai 2.000 sekolah.

Tidak bisa sembarangan

Anna mengatakan, lima tahun belakangan, sekolah-sekolah semakin menyadari globalisasi dan muncul kebutuhan akan pendidikan yang dapat bersaing secara internasional. Terlebih lagi, pemerintah juga kemudian mendorong munculnya sekolah berstandar internasional.

”Sekolah-sekolah tersebut umumnya menggunakan kurikulum Cambridge, British, Singapore, dan International Baccalaureate,” ujarnya. Penggunaan buku juga tidak bisa sembarangan.

Dia mencontohkan, buku-buku yang digunakan dalam kurikulum Cambridge merupakan buku yang sesuai dengan Cambridge International Examinations. Oleh karena itu, sulit mencari buku-buku yang diperlukan tersebut hasil penerbit lokal.

Agar para guru dapat memanfaatkan secara maksimal buku- buku impor tersebut, Anna mengadakan pula pelatihan bagi para guru. Tahun 2008, ada 4.53 guru dari 1889 sekolah yang mendapatkan pelatihan. Tema pelatihan seputar manajemen kelas, cara memotivasi anak belajar, menulis efisien, dan lain-lain.

Ketua Pusat Buku Indonesia sekaligus Ketua Gabungan Toko Buku Indonesia, Firdaus Oemar, mengatakan, sejak lama sejumlah toko buku mengimpor buku.

Belakangan, seiring dengan globalisasi pendidikan, toko buku juga mengimpor buku teks pelajaran. ”Biasanya impor buku pelajaran dari Singapura,” ujar Firdaus.

Dia mengatakan, ada pula penerbit lokal yang menerbitkan buku-buku untuk keperluan kurikulum internasional tersebut, tetapi jumlahnya masih terbatas.

”Fenomena semakin banyaknya sekolah berstandar internasional dapat menjadi peluang bagi toko buku dan penerbit,” ujarnya.

Di Pusat Buku Indonesia, pihaknya juga menyediakan buku bacaan impor dengan harga murah. Buku-buku impor tersebut merupakan buku baru atau bukan buku bekas pakai.

”Di negerinya, buku-buku itu sudah dua sampai tiga tahun tidak laku sehingga dijual sangat murah. Biasanya dikategorikan sudah lewat waktu. Di Indonesia, buku-buku tersebut masih dapat digunakan. Apalagi buku yang isinya tidak terikat waktu seperti sastra dan sejarah,” ujarnya.

Selebihnya, Pusat Buku Indonesia masih tetap fokus memasarkan buku teks pelajaran murah pemerintah. (INE)

No comments:

Post a Comment