Tuesday, April 7, 2009

Merger SD/MI di Bandung Diperkirakan Tuntas 2013

English Excerpt:
The following article entitled "Merger of Elementary Schools/Islamic Elementary Schools in Bandung is Expected to be Completed by 2013" taken from
PIKIRAN RAKYAT daily reports on the efforts made to merge and regroup elementary schools in Bandung. The school merger program which has been conducted since 2007 is aimed at reducing the number of elementary schools in Bandung and improving efficiency. There are currently 1,000 private and public elementary schools/Islamic elementary schools in Bandung. Of these, 129 have been merged. Bandung Municipal Office of Education is aiming at reducing the number of schools in Bandung to only 281 by 2013.

IEI - Tuesday, 7 April 2009

BANDUNG, (PR).-
Meski program merger dan regrouping sekolah dasar (SD) telah dimulai sejak 2007 silam, namun hingga saat ini, dari 1.000 SD/MI negeri dan swasta di Kota Bandung, baru 129 SD/MI yang sudah terkena program tersebut. Sementara Dinas Pendidikan Kota Bandung menargetkan, pada 2013 mendatang jumlah SD/MI menjadi hanya 281 sekolah.

"Memang tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, sebab semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan, termasuk rekrutmen kepala sekolah, masa pensiun kepala sekolah, dan lain-lainnya, sehingga tidak menimbulkan gejolak di lapangan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji saat dihubungi Senin (6/4).

Kendati demikian, kata Oji, setelah dua tahun program ini berjalan, jumlah SD/MI di Kota Bandung sudah berkurang menjadi 871 SD/MI. Jumlah ini dipastikan akan terus berkurang tahun ini, meski disdik belum dapat merinci berapa target merger dan regrouping tahun 2009. "Mengenai berapa yang akan dimerger tahun ini, masih dikaji di tingkat teknis. Yang pasti semuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi," ujarnya.

Oji menjelaskan, dengan adanya merger dan regrouping dari satu kompleks SD yang terdiri dari beberapa SD menjadi sekolah tunggal, telah memberikan manfaat positif terhadap manajemen sekolah. Sebab dengan hanya satu kepala sekolah di satu kompleks SD, akan terjadi efisiensi dan kemudahan dalam pengawasan.

"Sekarang saja sudah terlihat dampak positifnya. Pengelolaan manajemen sekolah semakin terintegrasi karena berasal dari satu kepala sekolah. Disdik pun lebih mudah dalam mengawasi karena semua ada dalam satu komando. Logikanya juga, jika sekolah dipimpin satu orang, pasti akan jauh lebih mudah dan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah dalam satu kompleks seperti yang selama ini terjadi," tuturnya.

Selain itu Oji menambahkan, merger dan regrouping juga akan mendorong SD/MI menjadi sekolah bertaraf nasional dan juga internasional seperti tingkat pendidikan lainnya. Sebab, kata dia, salah satu syarat untuk menjadi SSN atau SBI, sekolah harus berbentuk sekolah tunggal dan tidak boleh mengadakan kelas siang. "Satu lagi, walaupun merger dilakukan, pelayanan sekolah tetap sama dan tidak berubah. Rombongan belajar, termasuk guru, tidak terpengaruh dengan adanya merger ini," ungkapnya.

Kurangi inefisiensi
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Jabar Asep Hilman mengungkapkan, merger dilakukan untuk mengurangi inefisiensi sekolah. Dengan bergabung dalam satu manajemen, diharapkan terjadi kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang sebelumnya terpisah. "Hanya kami menyarankan merger dilakukan pada sekolah-sekolah yang berada dalam satu kompleks," ujarnya.

Asep mencontohkan merger yang dilakukan sekolah di Kabupaten Karawang belum lama ini. Dari empat manajemen, mereka melebur menjadi dua. "Hasilnya, kualitas proses belajar-mengajar menjadi jauh lebih baik. Itu yang kita harapkan dari merger," katanya. (A-157/A-165)***

No comments:

Post a Comment